Thursday, February 11, 2010

NU Haramkan Hari Kasih Sayang

NU Haramkan Hari Kasih Sayang
 



SUMENEP— Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama atau PCNU Sumenep, Madura, Jawa Timur, mengharamkan perayaan Hari Kasih Sayang atau Valentine's Day yang lazim dilakukan kaum muda sekarang.

"Kegiatan tersebut lebih mengarah pada hura-hura yang sifatnya kurang bermanfaat dan sebagian sudah mengarah pada perbuatan maksiat. Kegiatan seperti itu sudah layak diharamkan. Kami mengimbau kaum muda Islam jangan merayakannya," kata Ketua PCNU Sumenep KH Abdullah Cholil di Sumenep, Kamis (11/2/2010).

Ia menjelaskan, kegiatan perayaan Hari Kasih Sayang yang bersifat hura-hura dan kurang bermanfaat itu antara lain tukar-menukar hadiah sesama teman.

"Kalau mereka ingin merealisasikan makna kasih sayang yang sebenarnya, seharusnya hadiah itu diberikan kepada orang yang lebih berhak, misalnya kepada orang miskin atau anak yatim piatu," katanya.

Sementara itu, kegiatan perayaan Hari Kasih Sayang yang sudah mengarah pada perbuatan maksiat adalah jalan-jalan atau berduaan dengan lawan jenis.

"Hari Kasih Sayang yang diperingati setiap tanggal 14 Februari itu bukan budaya Islam dan wajar jika kaum muda Islam tidak memperingati, apalagi kegiatannya sudah mengarah pada perbuatan maksiat. Tentunya kaum muda Islam harus tahu diri. Itu haram," katanya.

Kiai Cholil mengemukakan bahwa Islam sendiri banyak mengajarkan kasih sayang yang sering kali dilupakan oleh sebagian umatnya, termasuk kaum muda.

Zakat, infaq, dan sedekah itu merupakan bagian dari realisasi makna kasih sayang sesama umat yang merupakan ajaran Islam. Namun, belum ada gerakan massal dari kaum muda Islam untuk melakukannya sebagaimana Hari Kasih Sayang.

"Jujur saja, kami prihatin dengan kondisi sebagian kaum muda Islam sekarang ini. Pada Hari Kasih Sayang yang jelas-jelas bukan budayanya, mereka tanpa diperintah merayakannya. Mereka seharusnya lebih punya kesadaran untuk merealisasikan ajaran agama, seperti tidak berduaan dengan lawan jenis sebelum menikah," katanya.

Ia juga mengimbau para orangtua untuk mencegah anak-anaknya merayakan Hari Kasih Sayang.

"Saat ini, fungsi pengawasan yang dilakukan sebagian orangtua kepada anak-anaknya memang terlalu longgar dengan alasan tuntutan zaman. Dengan demikian, hal-hal yang seharusnya dilakukan justru tidak dilaksanakan oleh anak-anak. Sementara itu, hal-hal yang kurang bermanfaat dan cenderung maksiat malah dilakukan dengan sepengetahuan orangtua," katanya.

No comments:

Post a Comment